Rabu, 30 Mei 2018

8 Alasan Aditeam tidak menerima order pasangnya saja dan bahan disediakan oleh klien

  1. Konsep bisnis Aditeam adalah memberikan pelayanan dengan menjual produk jadi. Dimana dalam proses produksinya mengandung komponen kerja pelayanan, kerja produksi, penyediaan bahan dan barang yang ketiganya  tak dapat dipisahkan.
  2. Sebagai turunan dari industri konstruksi, dalam era bisnis kekinian berusaha menghindari paradigma hubungan kerja perburuhan/perkulian yaitu para buruh/kuli/tukang mengerjakan dengan upah harian atau borongan dan majikan/pemilik pekerjaan yang menyediakan bahan dan barangnya. Ada suatu upaya mengangkat harkat dan martabat industri ini dengan  suatu konsep baru yang setara dengan industri lain yang lebih maju dan terhormat.
  3. Agar dalam operasi kerja dapat  mencapai efektifitas dan efisiensi yang maksimal,  kerja pelayanan, kerja produksi serta penyediaan bahan dan barang harus berjalan secara terpadu, sistematis dan  sinergis. Kerja pelayanan berkaitan dengan Handling/penanganan atas urusan, kerja produksi adalah pengerjaan oleh tim teknisi serta penyediaan  bahan dan barang yang dipasang, dirakit, dikonstruksi sehingga menjadi produk jadi dengan kualitas yang telah ditentukan dan terjamin.
  4. Dari sisi teknis penggunaan bahan, berusaha menghindari potensi perselisihan antara Aditeam dan klien apabila terjadi berbagai resiko kesalahan, kerusakan, kegagalan, ketidakefisiensian dan cacat dalam proses pengerjaan. Resiko resiko tersebut akan ditanggung oleh klien sebagai  penyedia bahan dan barang itu sendiri.
  5. Dari sisi teknis pelaksanaan, berpotensi terjadi ketidaksinergian antara tim pekerja dari Aditeam dan klien sebagai penyedia bahan, terkait ketepatan jenis bahan yang harus disediakan juga kecepatan waktu penyediaan bahan. Bila terjadi masalah  akan mengakibatkan ketidak efisienan proses kerja yaitu adanya waktu tunggu datangnya bahan dan keterlambatan pengerjaan serta pembengkakan biaya upah pengerjaan. Aditeam  akan menjadi korban  dari masalah ini. Penyediaan bahan yang baik butuh keahlian khusus  dibidangnya.
  6. Sulit memberikan dan menentukan garansi hasil pekerjaan. Karena kualitas hasil pekerjaan terkait erat antara bahan/barang  yang dipakai dan kecakapan pengerjaan. Misalnya bila pengerjaan sudah sesuai teknik dan cara yang benar  tapi bahan/barang yang disediakan kurang bermutu maka akan berdampak pada produk kerja lekas rusak yang menuntut garansi.
  7. Penyediaan teknisi atau tukang harian dan cara kerja cost & fee juga tidak dimungkinkan karena berpotensi menimbulkan masalah dan  perselisihan antara Aditeam dan klien dalam dinamika kerja nantinya. Dari mulai masalah penanganan dan pengelolaan secara umum, masalah  kecakapan kerja tukang yang dapat disediakan, resiko waktu kerja molor, pemborosan yang mungkin terjadi,  pengaruh cuaca, resiko keselamatan dan keamanan kerja dan lain lain. Masalah masalah dan perselisihan yang muncul cenderung dipicu oleh prasangka, kecurigaan dan tuduhan atas kelalaian, pengabaian, kecerobohan dan ketidakkompetenan yang akan melibatkan emosi yang melelahkan  yang berakhir kekecewaan dan penyesalan. Di  pihak pemakai jasa/pemilik pekerjaan merasa menjadi korban yang menerima beban pembengkakan biaya, molornya waktu serta kualitas yang kurang sesuai  dengan tidak dapat menuntut tanpa harus keluar biaya lagi untuk perbaikannya. Di pihak penyedia jasa merasa ditekan, kurang dihargai dan diperlakukan tidak adil.
  8. Kaitan yang lebih besar dalam industri ini, penerimaan order pengerjaannya saja/borongan upahnya saja,  penyediaan tukang harian dan cara kerja cost & fee pada akhirnya  akan mengkerdilkan industri ini sendiri, karena selalu terjebak pada paradigma hubungan kerja perburuhan/perkulian antara penyedia  jasa dan pengguna jasa yang bersifat pragmatis dan eksploitatif  sekaligus  berpotensi menimbulkan perselisihan dan masalah yang kurang bermutu. Hubungan kerja perburuhan/perkulian tersebut  membuat pelaku industri  tidak dapat mandiri dan merdeka serta bertanggung jawab penuh dalam pengelolaan sumber daya, melakukan suatu kemajuan, pengembangan dan inovasi dalam kerja ketukangan, keteknikan  dan konstruksi pada umumnya.

Rabu, 23 Mei 2018

Pos Pelayanan Perbaikan & Perawatan Rumah Aditeam

Oleh: Selamet, sahabat Aditeam

Tampak Depan Pos & Toko Aditeam
Masalah yang ada di kita
Selama ini apabila kita butuh memperbaiki rumah, semisal memperbaiki atap  bocor, kamar mandi bocor, tegel keramik lepas, dinding warnanya pudar dan kotor, pintu yang tidak dapat dikunci, listrik yang mati karena konslet, closet yang macet tidak bisa gelontorkan airnya, washtafel yang mampet,  kita menghadapi situasi yang susah susah gampang untuk membereskannya. Bisa gampang kalau keluarga kita punya kenalan tukang, atau tukang langganan. Kita tinggal telpon minta datang agar membantu kita membereskan persoalan tersebut. Kita membeli material ke toko bangunan dan si tukang mengerjakannya. Itupun kalau kebetulan si tukang lagi bisa, tidak lagi pulang kampung atau lagi kerja disuatu tempat. Menjadi lebih sulit lagi bila kita tidak punya kenalan tukang, kita tidak tahu bagaimana caranya mencari dan menemukan  tukang. Tanya ke teman atau tetangga yang punya kenalan tukang, atau menunggu kalau sekiranya ada tukang yang sedang kerja di rumah tetangga atau meminjam tukang pada proyek bangunan sekitar,  kita bisa minta tolong untuk mengerjakan perbaikan rumah. Syukur syukur kita bisa segera menemukan  tukang untuk dapat membereskan masalah kita, kalau tidak bocor semakin parah, rumah semakin rusak, hidup jadi tidak nyaman dan mengurangi kualitas hidup kita.

Tukang Tradisional
Itu baru gambaran tentang bagaimana kita mencari dan menemukan tukang yang dapat membantu memperbaiki rumah kita. Yang selanjutnya bisa jadi lebih rumit masalahnya adalah bagaimana tukang ini mengerjakan perbaikan rumah kita. Kalau tukang yang kita dapat adalah tukang langganan kita atau tukang langganan keluarga kita yang sudah tahu bagaimana kerja dan kualitas hasil pekerjaannya, mungkin akan beres dan baik baik saja. Tapi kalo tukang yang kita dapat adalah tukang yang baru kita kenal, yang kita belum tahu kemampuannya, kualitas hasil kerjanya seperti apa dan juga tidak tahu kelakuannya, kita masuk dalam situasi yang tidak pasti dan untung-untungan saja. Kerja tukangnya nanti bisa lambat tidak kelar kelar, kerjanya ngobrol melulu, merokok melulu, banyak omong dan sok tahu, kerjanya jorok, lebih-lebih lagi kerjanya juga hasilnya tidak beres, tidak rapi, atap yang diperbaiki saat datang hujan masih pada bocor. Untuk pekerjaan yang harus dikerjakan dalam beberapa hari, nanti tiba-tiba tukang tidak datang dengan alasan sakit, ada masalah ini dan itu, mendadak minta pulang kampung dulu karena ada masalah, pekerjaannya masih belum beres dan berantakan seperti kapal pecah. Masih lebih baik kalau disaat tidak datang si tukang bilang, bisa jadi tiba-tiba menghilang ditinggal kabur.

Kita mempekerjakan tukang kalau itu harian kita harus memantau dan mengawasi baik cara kerjanya, maupun hasil kerjanya.Itu effort tersendiri buat kita, butuh perhatian dan menyita waktu yang sangat sulit kita mengaturnya.  Kalau kerjanya lambat kita jadi bayar lebih besar, kalau terjadi kesalahan dan menjadi 2 kali kerja biaya lebih boros dan nanti apabila setelah selesai ternyata masalah utama seperti bocor atap, bocor kamar mandi, bocor pipa dan konsleting listrik masih belum beres kita harus panggil lagi untuk memperbaiki masalah dan pekerjaan yang sama dan kita harus bayar lagi sesuai jumlah hari si tukang mengerjakannya. Kalau kita panggil tukang dan dikerjakan secara borong upah, total biaya  upahnya ditaksir didepan, berapa totalnya dan disepakati, kemudian untuk bahan kita beli sendiri ditoko bangunan,  kita tinggal mengawasi kualitas hasil kerjanya, tidak perlu khawatir waktu pengerjaan yang  molor, pengerjaan berjalan lambat karena biaya upah telah dikunci atau dipatok didepan.